Saya merasa dicintai, sebagaimana perasaan wanita lain terhadap kekasihnya. Tulisan ini saya buat untuk mengatasi kegalauan yang hampir-hampir melanda (jadi saya belum galau) karena sudah delapan jam saya terpisah dari suami. Alay memang, baru delapan jam sudah mulai kambuh galaunya. Mungkin ini cuma penyesuaian setelah 13 hari lebih bersama selama libur lebaran. Di awal kebersamaan saya dengan suami, saya sempat khawatir karena saya merasa cinta kami tidak bersemi. Mungkin secara tepat bukan itu maksudnya, tapi saya tak tahu bagaimana mengungkapkannya selain hanya dengan kata "bersemi". Saya rasa tidak seperti awal-awal saya menyukai dia, di mana perjumpaan menjadi sesuatu yang membuat saya sangat antusias. Dan mengingat dirinya membuat saya sangat bahagia. Setelah dianalisis, ternyata waktu itu saya sangat fokus dalam menata kehidupan berumah tangga. Mulai dari menyeragamkan visi misi, bukan menyeragamkan kata-katanya, melainkan implementasi dan perilaku dalam kehidupan
Sahabat Hijab Time, pulang kampung atau sering disebut dengan istilah mudik merupakan sebuah tradisi yang dilakukan sebagian besar masyarakat Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri atau lebaran. Kita pulang ke kampung halaman untuk berkumpul dan bersilaturrahim dengan saudara dan kerabat. Saking banyaknya masyarakat yang melakukan tradisi mudik lebaran ini, khususnya di jalur darat, membuat beberapa ruas jalan menjadi macet. Yang paling terkenal kemacetannya adalah di jalur Pantura. Meskipun sekarang telah dibangun tol di sepanjang jalur Pantura, kemacetan saat mudik lebaran tak bisa dihindari. Sumber : cdn.media-viva.id Terjebak macet dalam waktu yang cukup lama pasti membuat perjalanan tak nyaman. Apalagi kalau sudah terbayang nyamannya tiba di kampung halaman. Pasti jadi makin galau dan gelisah, kan? Berikut ini 6 tips agar mudik lebaran tetap nyaman. Hanya untuk yang menggunakan kendaraan umum alias bus yaaa... 1. Pilih Bus yang Aman dan Nyaman Ada banyak alasan memili